Postur Kekuatan Alutsista Indonesia 2014
T-50i Indonesia
Jakarta 23/02/2014 – Kekuatan pertahanan Indonesia kini sudah tak bisa lagi dianggap remeh. Keberhasilan pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) membuat banyak pihak yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai, seperti diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Kekuatan TNI Angkatan Udara akan terus meningkat. Ada 102 alutsista baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50i, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.
Pesawat tempur T-50i yang dibeli dengan nilai kontrak 400 juta USD ini, akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi bagian dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando Operasi AU-II.
Pesawat T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea Selatan dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan Lockheed Martin. Pesawat ini mampu ditempatkan digaris depan sebagai Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur. (Missile Guided/Unguided, Rocked, Bomb, Canon 20 mm serta radar.
Lanjut Menhan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan AS sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014, akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerjasama PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlift dan OMSP, telah dilakukan penambahan 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang mulai tiba secara bertahap.
TNI AU juga telah mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skadron.
Peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru, Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.
Untuk rotary wing, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helikopter Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helikopter Full Combat SAR EC-725 Cougar Eurocopter sebanyak 6 unit.
Skuadron Baru TNI AU
EC 725 Cougar akan Perkuat Skadron 9 TNI AU
TNI Angkatan Udara akan menambah Skadron baru di Jawa Barat. Skadron baru ini akan diisi oleh helikopter combat SAR buatan Eurocopter, EC 725 Cougar.
Pertahanan Udara
Untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 baterai/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defence Switzerland, untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU. 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.
Gripen NG
Indonesia tengah menimbang pembelian pesawat tempur baru pengganti F-5E/F Tiger II TNI-AU. Satu nominator penjaga langit nusantara adalah Gripen NG, buatan SAAB Groups Swedia. Apa kehebatannya?
Wakil Presiden SAAB untuk Indonesia, Peter Carlqvist saat ditemui di sela acara pameran dirgantara Singapore Air Show, di Bandara Changi, pekan lalu, mengatakan Gripen memiliki sederet kemampuan canggih. Di antaranya daya jangkau dan kemampuan avionik dikendalikan perangkat lunak dan material modern. Desain pesawat yang digunakan untuk misi intersepsi, serangan darat, dan pengintaian dibuat efisien dengan desain kanard yang tak stabil sehingga memungkinkan pesawat terbang lebih cepat.
Gripen berbekal rudal AIM-120 AMRAAM, AIM-9 Sidewinder, rudal antikapal SAAB Dynamics RBS 15, dan rudal serang permukaan Maverick. Keunggulan lainnya adalah Gripen bisa take off dari landasan pacu sepanjang 800 meter, dan sanggup mendarat pada jalanan umum. Saat mendarat, pesawat berkecepatan 2.470 kilometer per jam dengan radius tempur 800 kilometer ini bisa diisi bahan bakar dan dipersenjatai lagi dalam sepuluh menit oleh lima kru saja, untuk kemudian terbang lagi.
Tak hanya itu, jenis pesawat ini juga memiliki standar biaya operasional atau pemeliharaan yang murah. "Industri pesawat kini makin canggih tapi juga sekaligus makin mahal. Kami memutus tren dengan menekan ongkos perawatan operasional." ujar Clarqvist.
SAAB, Carlqvist menyebutkan, juga membuka kemungkinan negara yang membeli armada dengan mereka mendapat fasilitas transfer teknologi. Dengan Brazil, yang baru saja membeli 36 unit Gripen NG, misalnya, SAAB melakukan 100 persen transfer teknologi. Kondisi tu bisa terjadi karena perusahaan dirgantara Brasil mumpuni menerima transfer teknologi dari SAAB.
"Kami ingin industri lokal bisa melakukan sendiri perbaikan pesawat mereka. Jadi Andalah yang bertanggung jawab terhadap aset Anda, bukan kami. Andalah yang memegang kendali," ujar Clarqvist. "Jika pun terjadi embargo, Anda tak akan peduli, karena Anda sudah mandiri dan punya kompetensi pemeliharaan sendiri."
Sejumlah negara sudah menjadi pelanggan SAAB, di antaranya Afrika Selatan, Brazil, Swiss, Denmark, Ceko, dan Hungaria. Kini mereka tengah berambisi melebarkan sayap ke Asia Tenggara dengan mendirikan kantor perusahaan di Indonesia, menyusul Thailand yang angkatan udaranya baru saja mengimpor Gripen NG
TNI AD
Khusus TNI Angkatan Darat, selain membeli 114 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014. Demikian pula dengan Meriam Caesar, dimana dari 37 unit, 4 unit akan tiba sebelum Oktober 2014. Sementara untuk roket MLRS Astros II akan tiba 13 unit sebelum Oktober 2014.
Masih dari TNI-AD, rudal pertahanan udara jenis Starstreak serta Mistral dijadwalkan tiba sebelum Oktober 2014, khususnya Mistral akan datang sebanyak 9 unit pada Juni 2014.
TNI Angkatan Darat (AD) akan lebih memfokuskan diri untuk melakukan transformasi organisasi pada 2014, guna menghadapi rencana strategis II periode 2015-2019.
Pertambahan alutsista membuat TNI AD harus segera mendesain ulang organisasi. Dulu TNI AD hanya memiliki meriam 105 mm yang jarak tembaknya hanya 12 kilometer, saat ini sudah memiliki meriam 155 mm dengan daya jangkau 42 kilometer.
TNI AD juga telah memiliki Multilauncher Rocket System (MLRS) dengan daya jangkau hingga 100 kilometer, ditambah lagi tank Leopard dengan kapabilitasnya luar biasa.
Helikopter serbu AS 550 Fennec Segera perkuat TNI AD
Helikopter AS 550 Fennec (w54.biz)
Jakarta : Sejumlah helikopter serbu ringan AS 550 Fennec akan memperkuat TNI Angkatan Darat (AD). Dari 12 unit yang dipesan TNI AD, beberapa helikopter yang diproduksi Eurocpter melalui PT Dirgantara Indonesia sudah bisa dioperasikan pada 2014 ini.
Helikopter Apache akan ditempatkan di Kabupaten Berau , Kalimantan Timur
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI AD akan diperkuat dengan delapan helikopter tempur AH-64 Apache yang akan didatangkan secara bertahap mulai tahun 2015. "Secara bertahap helikopter tersebut akan kita datangkan mulai 2015 hingga 2017. Helikopter canggih buatan Boeing ini akan dioperasikan oleh para penerbang Angkatan Darat (Penerbad)," katanya di Samarinda, Kamis (23/1).
Leopard
TNI AD melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut tambahan alutsista kelas berat main battle tank (MBT) Leopard yang akan didatangkan tahun ini.
Persiapan itu adalah garasi beserta SDM yang akan mengoperasikannya. Salah satu lokasi garasi leopard tersebut ada di Pasuruan, Jatim.
Prototipe Rudal Lapan (Kaskus)
JAKARTA ★ TNI AD bakal memborong alutsista di akhir masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Paling lambat Agustus tahun ini, TNI AD menargetkan bisa mendatangkan 60 sampai 80 persen alutsista yang sudah masuk daftar pembelian. Selebihnya, akan dicicil hingga 2017.
TNI dan Lapan akan mengembangkan Rudal Jarak Jauh
Roket TNI Lapan (photo: Defense Studies)
TNI Angkatan Darat menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pengembangan rudal dan pesawat tanpa awak. Penandatangan nota kesepahaman itu dilakukan antara Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman dengan Kepala LAPAN Bambang S Tejasukma di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa, 21/1/2014.
Indonesia Akuisisi Sistem Pertahanan Udara Thales ForceSHIELD
Thales Group, perusahaan multinasional dari Prancis yang bergerak di bisnis alat pertahaanan, dalam laman web-nya menginformasikan Kementerian Pertahanan Indonesia telah mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak pendek Thales ForceSHIELD (integrated air defence system/IADS).
50 Tank Ringan Marder Tahun2014 untuk TNI
TNI Angkatan Darat (AD) rencananya akan mendapatkan 50 alat utama sistem senjata (Alutsista) berupa tank ringan Marder buatan Jerman pada 2014 mendatang. Alat tersebut rencananya akan dilaunching sekaligus diperkenalkan di Hari Jadi TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014 di Surabaya.
TNI AL
Sementara itu untuk matra laut, terdapat upgrade Kapal perang korvet kelas Fatahillah, Kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit Kapal Hidro Oceanografi, tiga Light frigate dari Inggris dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima.
Sementara panser amfibi BTR-4 sebanyak 5 unit, dimana 2 unit diantaranya akan tiba di tanah air pada September 2014.
Target MEF 42 Persen
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen.Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal dapat dilakukan pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan pada 2024.
Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan merupakan terobosan dan keberhasilan, berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kementerian Pertahanan. Anggaran pertahanan pada 2013 mencapai Rp 77 triliun, dan pada 2014 ini meningkat menjadi Rp 83,4 triliun.
KRI Banjarmasin 592 Angkut Tujuh Alutsista Buatan Banyuwangi
KRI Banjarmasin 592 bersandar di Dermaga Tanjung Wangi, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Kapal kebanggaan produksi dalam negeri itu selama di Banyuwangi adalah untuk mengangkut 4 unit kapal jenis Combat Boat Catamaran dan 3 unit speed boat yang dipesan TNI AL melalui PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi.
Tiga Kapal Baru (KRI Usman Harun)
Dari penelusuran merdeka.com, KRI Usman Harun merupakan satu kapal dari tiga kapal baru yang akan dimiliki TNI AL. Dua kapal lainnya diberi nama KRI John Lie dan KRI Bung Tomo. Kapal ini dibuat BAE Systems Marine di Inggris.
KRI Usman Harun merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Kapal ini sebelumnya dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002.
Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, mereka memutus perjanjian dan berpindah kepada perusahaan German Lrssen. Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan diharapkan dapat beroperasi dalam kurun 2013-2014.
Kapal ini dilengkapi misil MBDA Exocet Block II anti-ship serta VL MICA anti-air. Misil jenis Exocet mampu melesat hingga 72 km dengan kecepatan 1,134 km per jam. Sementara, VL Mica mampu melesat hingga 80 km untuk menjatuhkan serangan pesawat tempur.
Meriam Oto Melara 76mm menjadi kekuatan utama kapal ini. Terpasang di dek bagian depan, meriam ini dapat digunakan sebagai pertahanan atas tembakan kapal lawan dan menargetkan serangan udara. Senjata ini mampu menembakkan 110 butir amunisi dengan jarak tembak sejauh 16 km.
Perlengkapan sensor dan radar jammer menjadi salah satu kelebihan lainnya. Thales Sensors Cutlass 242 dan Scorpion radar jammer ini mampu mencegah serangan dari kapal musuh.
Sebagai mesin penggerak, empat MAN 20 RK270 dipasang di kedua sisi kapal. Alhasil, kapal ini mampu melesat dengan kecepatan hingga 30 knot. (Merdeka)
TNI AL Pesan 3 Kapal Selam dan 5 Kapal Frigat
TNI Angkatan Laut telah memesan kapal perang yang saat ini tengah dibangun, diantaranya adalah tiga buah kapal selam, di mana dua kapal selam sedang dibangun di Korea Selatan dan satu kapal dibangun di PT PAL Surabaya. Selain itu dua kapal Perusak Kawal Rudal jenis Frigat 105 meter, serta tiga kapal fregat jenis Multi Roll Light Frigate (MRLF) dari Inggris.
Sumber:Antara
No comments:
Post a Comment