Dalam kehidupan mahluk halus di alam gaib, kekuatan dan kesaktian adalah sesuatu yang sangat penting. Hidup mereka banyak didasarkan pada kekuatan yang dimiliki. Di alam kehidupan mahluk halus, di antara para mahluk halus sering sekali terjadi perebutan wilayah dan tempat tinggal, siapa yang kuat, dia yang akan menang dan berkuasa. Siapa yang kuat, dia dapat menjadi pemimpin dan penguasa. Siapa yang lemah, dia harus tunduk kepada yang lebih kuat, atau menyingkir supaya tidak menjadi korban. Yang lemah akan mencari / mendekati yang lebih kuat untuk menjadi tempatnya berlindung.
Kekuatan mahluk halus, termasuk sukma manusia, terutama berasal dari kekuatan energinya sendiri, ditambahkekuatan gaib jimat dan pusaka jika memilikinya. Tetapi kekuatan mereka tidak selalu sama dengan apa yang tampak pada kondisi normalnya, karena ada mahluk halus tertentu yang dapat melipatgandakan kekuatannya pada saat bertarung, misalnya bangsa dewa yang dapat bertriwikrama, melipatgandakan kekuatannya menjadi 3 kali kekuatan normalnya, atau bangsa buto yang dapat melipatgandakan kekuatannya menjadi 5 kali kekuatan normalnya, sehingga bagi yang belum mengenal sifat-sifat kekuatan mereka akan kecele, karena kondisi kekuatan mereka pada saat bertarung akan berbeda jauh sekali dengan yang terlihat dalam kondisi normalnya.
Para mahluk halus, selain sukma manusia, fisiknya adalah bersifat energi, sehingga secara alami dari tempat keberadaannya mereka akan memancarkan suatu hawa energi yang sesuai dengan kondisi psikologis dan sifat-sifat perwatakannya. Mahluk halus yang kesaktiannya tinggi, pengaruh hawa energi mereka, yang dirasakan bersifat positif atau negatif, sangat kuat, bukan hanya dapat mempengaruhi manusia, tetapi juga mempengaruhi banyak mahluk halus lain, dan pengaruhnya bisa mencakup jarak yang jauh (yang kekuatannya sangat tinggi pengaruhnya bisa sampai beratus-ratus kilometer). Berbeda dengan jenis sukma manusia yang walaupun kesaktiannya tinggi, tetapi pancaran aura energinya hanya beberapa meter saja dan pancaran aura energinya itu menggambarkan hawa kekuatan kebatinan atau spiritualnya.
Para mahluk halus, selain sukma manusia, dapat membentuk suatu bentukan energi, dapat membentuk energinya sesuai keperluannya. Artinya para mahluk halus itu dapat membentuk suatu bentukan energi, dapat dijadikan energi pagaran diri untuk perlindungan dan bertahan dari serangan mahluk halus lain, atau energinya dipadatkan untuk "ketahanan" tubuhnya, atau menyalurkan energinya untuk menyerang menusuk / menghantam, atau digunakan untuk merubah penampilan wujudnya, atau untuk mempengaruhi pikiran manusia, atau untuk tujuan yang lain.
Dengan pagaran dan ketahanan energinya, mahluk halus yang kekuatannya tinggi dapat merasa aman, karena benteng pagaran energi pelindungnya itu, atau kekuatan ketahanan tubuhnya, tidak dapat ditembus oleh serangan mahluk halus lain yang kekuatannya lebih rendah, walaupun yang menyerangnya jumlahnya banyak. Sedangkan yang kekuatannya lebih rendah, walaupun jumlahnya banyak dan juga dapat membentuk pagaran energi / ketahanan tubuh, pastilah kalah jika dipukul / dihantam oleh mahluk halus yang kekuatannya lebih tinggi.
Satu mahluk halus yang berkekuatan tinggi, selain pagaran energinya dan ketahanan tubuhnya tidak dapat ditembus oleh serangan mahluk halus lain yang kekuatannya lebih rendah, dengan kekuatan energinya ia juga dapat menghajar semua mahluk halus di bawah kekuatannya. Jadi di dunia mahluk halus kekuatan adalah hal yang utama, sedangkan banyaknya jumlah prajurit, pengikut, rakyat, dsb, bukanlah sesuatu hal yang penting, tetapi tetap berguna untuk diperintah melakukan tugas tertentu. Sukma manusia pada umumnya tidak dapat membentuk pagaran energi, tetapi Ibu Kanjeng Ratu Kidul, yang aslinya adalah sukma manusia, dapat membentuk pagaran energi, karena sifat fisik energi - nya telah berubah menjadi seperti bangsa jin, tidak lagi sama dengan sifat energi sukma pada umumnya
Mereka di alam halus biasanya dapat mengukur kekuatan masing-masing, sehingga yang kekuatannya lebih rendah akan memilih mundur daripada harus bertarung dan kalah dengan menanggung banyak luka. Selain diperlukan kemampuan spiritual khusus untuk dapat mengukur kekuatan sesosok mahluk halus, bila kita mampu menyelami psikologis mereka, maka kita juga akan dapat seperti mereka, mengukur kekuatan masing-masing mahluk halus.
Untuk menggambarkan tingkatan kekuatan para mahluk halus, selain sukma manusia, dapat dibuat gambaran sebagai tolok ukur / perbandingan kekuatan / kesaktian masing-masing mahluk halus sbb :
- Energi kekuatan kuntilanak diibaratkan seperti percikan-percikan api kembang api.
- Energi kekuatan gondoruwo = 2 kali lipatnya kekuatan kuntilanak.
- Energi kekuatan & perlindungan mustika wesi kuning = 100 kali lipatnya kekuatan kuntilanak atau 50 kali lipatnya kekuatan gondoruwo.
- Energi kekuatan & perlindungan mustika merah delima (md) = 9 kali lipatnya kekuatan mustika wesi kuning.
- Energi kekuatan Ibu Kanjeng Ratu Kidul (KRK) seperti api lilin besar ( = 100 kali lipatnya kekuatan mustika merah delima).
- Energi kekuatan bangsa dewa utama seperti api obor ( = 300 kali lipatnya kekuatan gaib Ibu Kidul).
- Energi kekuatan bangsa buto seperti api obor besar ( = 600 - 1000 kali lipatnya kekuatan gaib ibu Ratu Kidul).
- Energi kekuatan para mahluk halus lain yang sampai ribuan kali lipatnya kekuatan kesaktian Ibu Kanjeng Ratu Kidul seperti api unggun besar.
Selain gambaran di atas, sifat energi masing-masing mahluk halus juga tampak dari pancaran hawa auraenerginya yang bisa digunakan untuk menilai kadar kekuatannya, perwatakannya apakah berwatak halus ataukah berwatak keras, dan apakah karakternya menonjolkan kekuatan / kegagahan.
Gambaran perbandingan kekuatan gaib di atas adalah untuk menggambarkan kekuatan gaib sesosok mahluk halus tertentu ketika berhadapan dengan sosok halus yang lain, yang merupakan kombinasi dari besarnya, kepadatan dan ketajaman energinya, yang secara keseluruhan menggambarkan tingkat kekuatan / kesaktian sesosok mahluk halus dibandingkan sosok mahluk halus lainnya.
Selain gambaran di atas, sifat energi masing-masing mahluk halus juga tampak dari pancaran hawa auraenerginya yang bisa digunakan untuk menilai kadar kekuatannya, perwatakannya apakah berwatak halus ataukah berwatak keras, dan apakah karakternya menonjolkan kekuatan / kegagahan.
Gambaran perbandingan kekuatan gaib di atas adalah untuk menggambarkan kekuatan gaib sesosok mahluk halus tertentu ketika berhadapan dengan sosok halus yang lain, yang merupakan kombinasi dari besarnya, kepadatan dan ketajaman energinya, yang secara keseluruhan menggambarkan tingkat kekuatan / kesaktian sesosok mahluk halus dibandingkan sosok mahluk halus lainnya.
Gambaran masing-masing kekuatan gaib di atas mengindikasikan bahwa mahluk halus dan benda gaib yang kekuatan gaibnya setingkat atau lebih tinggi daripada wesi kuning atau mustika merah delima, akan terlalu mudah baginya jika diperintahkan membersihkan / mengusir / menyapu bersih keberadaan dedemit seperti kuntilanak atau gondoruwo atau mahluk halus lain yang kekuatannya setingkat dengan itu.
Gambaran di atas juga mengindikasikan bahwa sosok halus atau benda gaib yang kekuatan gaibnya lebih tinggi di atas kekuatan gaib mustika merah delima akan bisa menembus kekuatan gaib pertahanan perlindungan kekebalan wesi kuning dan mustika merah delima dan bahkan bisa mengusir pergi keberadaan khodamnya.
Mustika merah delima mempunyai keistimewaan membuat kebal seseorang, sedangkan keris tidak membuat kebal pemakainya, tetapi kebanyakan khodam keris lebih tinggi kekuatan gaibnya sehingga bisa menembus "ketahanan" / kekebalan mustika merah delima dan orangnya akan terluka oleh tusukan keris. Artinya dengan kekuatan gaibnya yang lebih tinggi, keris itu dapat menembus mengalahkan pertahanan kekebalan mustika merah delima, bahkan khodam kerisnya bisa juga mengusir pergi khodam merah delimanya.
Gambaran di atas juga mengindikasikan bahwa khodam pendamping atau sebuah benda gaib khodamnya akan tertahan atau menjadi kosong isi gaibnya jika dibawa masuk ke dalam sebuah rumah yang memiliki pagaran gaibabsolut yang kekuatan gaib pagarannya lebih tinggi daripada kekuatan khodamnya. Jika khodam benda gaibnya bersifat mendampingi si manusia pemiliknya, menjadi khodam pendamping, maka khodam itu akan menunggu sampai pemiliknya keluar dari balik pagaran gaib itu. Tetapi jika khodamnya tidak bersifat mendampingi pemiliknya, yang biasanya tetap tinggal di dalam benda gaibnya, misalnya yang fungsinya untuk kekuatan dan kekebalan, maka kemungkinan besar benda gaib itu kemudian akan hilang kegaibannya, karena setelah khodamnya tertahan tidak dapat masuk menembus pagaran gaib itu, maka ia akan pergi mencari benda lain untuk ditinggali dan tidak kembali lagi kepada bendanya yang lama.
Gambaran di atas juga mengindikasikan bahwa ada banyak sosok halus yang memiliki tingkat kekuatan gaib di atas kesaktian Ibu Ratu Kidul yang Ibu Ratu Kidul sendiri dan seluruh prajuritnya pun harus menghindarinya, tidak akan berani berspekulasi untuk berhadapan dengan mereka.
Benda-benda jimat dan khodam yang bisa menjadikan seseorang kebal senjata tajam, atau menjadikannya tahan pukul, adalah penyatuan energi "ketahanan" tubuh si khodam dengan si manusia. Selain itu kekuatan khodam itu juga menyatu dengan kekuatan si manusia sehingga ketika orangnya memukul orang lain, maka pukulannya akan juga mengandung efek kekuatan gaib, karena kekuatan pukulannya adalah kombinasi dari kekuatannya sendiri ditambah kekuatan khodamnya.
Sebuah jimat kekebalan badan seperti wesi kuning dan mustika merah delima atau batu akik anti cukur, dsb,akan memberikan tuah ketahanan / kekebalan tubuh kepada manusia pemakainya, sehingga manusia tersebut akan tahan menerima pukulan dan tidak terluka jika dibacok / ditusuk dengan senjata tajam, sepanjang kekuatan pukulan dan senjata yang digunakan membacok / menusuk itu tidak mengandung kekuatan gaib yang lebih tinggi dari kekuatan gaib jimat kebalnya. Jika pukulan dan senjata penyerangnya mengandung kekuatan gaib yang lebih tinggi daripada kekuatan gaib jimatnya, maka pertahanan gaib kekebalannya itu akan mampu ditembus dan orang tersebut akan terluka.
Khusus untuk tuah kekuatan / kekebalan, biasanya tidak memerlukan khodam dengan kekuatan gaib yang tinggi, karena cakupan energinya hanya diperlukan untuk area yang sempit saja, yaitu dipadatkan hanya menjadi sebatas tubuh si manusia pemakainya, seringkali kekuatan gaib setingkat gondoruwo saja sudah cukup untuk menjadi khodam jimat kekuatan dan kekebalan, dan mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa gondoruwo sering menjadi khodam jimat isian dan khodam ilmu kekuatan / kekebalan dan banyak kekuatan gaib susuk kekuatan / kekebalan tidak lebih tinggi dari kekuatan gaib gondoruwo, sehingga akan luntur oleh daun kelor, bambu kuning, dsb. Karena itu biasanya jimat kebal dan ilmu kebal isian / asma'an akan tidak berdaya ketika berhadapan dengan senjata pusaka atau ilmu kesaktian yang kekuatan gaibnya tinggi. Yang paling utama diperlukan untuk khodam kekuatan dan kekebalan adalah sifat perwatakan khodam gaibnya yang harus keras dan menonjolkan kekuatan dan kegagahan, bukan semata-mata khodam yang sakti.
Biasanya jimat kebal, susuk kebal dan ilmu kebal (yang bukan ilmu kebatinan, apalagi yang isian / asma'an) cukup ampuh untuk digunakan menghadapi pukulan tangan kosong, senjata tajam atau senjata api, yang tidak mengandung serangan kekuatan gaib yang tinggi, tetapi tidak berdaya ketika berhadapan dengan senjata pusaka atau aji-aji kesaktian yang kekuatan gaibnya tinggi. Karena itu untuk menangkal penyalahgunaan / mengalahkan keilmuan kebal itu tidak dilakukan dengan menyerangnya dengan senjata tajam atau dengan ilmu pukulan yang kekuatannya tinggi, tetapi dengan cara melunturkan / memusnahkan kegaiban ilmunya atau mengusir khodam kebalnya yang biasanya kekuatan gaibnya tidak tinggi. Banyak susuk dan ilmu isian yang sengaja diberikan pantangan ilmu untuk menangkal penyalahgunaan ilmunya, atau untuk digunakan sewaktu-waktu jika penggunanya ingin menghilangkan ilmunya.
Berbeda halnya dengan keperluan untuk tuah penjagaan gaib. Tuah untuk penjagaan gaib membutuhkan khodam dengan kekuatan gaib yang tinggi, karena fungsinya memang untuk menghadapi mahluk halus lain. Semakin tinggi kekuatan gaibnya dan keras karakternya akan semakin baik khodam itu menjalankan fungsi penjagaan gaib. Tetapi banyak juga benda-benda gaib yang fungsinya untuk penjagaan gaib, tetapi kekuatan gaibnya rendah. Walaupun begitu biasanya kesaktian khodamnya masih cukup untuk menghadapi, menangkal dan mengusir para mahluk halus setingkat dedemit kuntilanak dan gondoruwo atau mahluk halus dan jin-jin kelas rendah yang sering mengganggu manusia dewasa dan anak-anak, atau untuk menangkal dan mengusir para mahluk halus yang sok berkuasa dan bersifat mengganggu di sebuah rumah atau bangunan / lokasi tertentu.
Gambaran perbandingan kekuatan gaib di atas tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan gaib sukma manusia, karena sifat energi sukma manusia tidak sama dengan sifat energi mahluk halus lain yang dapat membentuk pagaran energi. Tingkat kekuatan sukma manusia diukur dengan tingkat kekuatan pagaranenergi dan ketahanan tubuh mahluk halus yang dapat ditembus dan dilukainya.
Sukma manusia yang memiliki kekuatan gaib dari kebatinan, akan merasakan energinya berupa getaran rasa dan tekanan di dada, dan selimut tebal energi yang mengisi tubuhnya yang dapat diwujudkan menjadi ketahanan tubuh atau menjadi kekuatan gaib untuk menyerang mahluk halus lain dengan cara memukul, menendang, menusukkan energi, dsb, atau memukul jarak jauh, atau menyerang melalui pancaran energi kekuatan pikiran yang menusuk. Dan kekuatan sukma manusia tersebut dapat dirasakan oleh mahluk halus lain di sekitarnyasebagai suatu perbawa / wibawa tersendiri.
Sukma manusia yang memiliki kekuatan gaib dari kekuatan spiritual akan merasakan kekuatan energinya di kepalanya berupa kekuatan energi yang tajam yang terpancar lewat kekuatan pikiran, kekuatan energi yang tajam yang dapat untuk menembus pagaran gaib / energi, atau menyerang menusuk mahluk halus, atau untukmenembus / membuka tabir-tabir kegaiban. Dan aura spiritualnya akan terlihat sebagai suatu karisma tersendiri yang terpancar di wajah atau sorot matanya dan pendaran-pendaran energi pikirannya yang kuat dan tajam akandapat dirasakan oleh mahluk halus lain di sekitarnya.
Seringkali kekuatan sukma dari kekuatan spiritual tidak dapat disatukan dengan kekuatan tubuh, hanya menjadi kekuatan di pikiran, tetapi seseorang yang menekuni olah spiritual sebagai kelanjutan dari olah kebatinannya, maka dia juga akan menguasai kekuatan kebatinan sekaligus kekuatan spiritual, kekuatan tubuh sekaligus kekuatan pikiran.
Kemampuan para mahluk halus untuk membentuk energi dan merubah-ubah bentuk energinya adalah kelebihanpara mahluk halus dibandingkan sukma manusia. Mereka memiliki semua kemampuan sukma manusia, termasuk kemampuan untuk "kontak batin". Selain sifat energi yang berbeda, sifat perwatakan masing-masing mahluk halus, yang bisa dipastikan dari aura kejiwaannya, juga berbeda-beda. Perbedaan sifat energi dan sifat perwatakan ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk membedakan apakah suatu sosok mahluk halus itu adalah sukma manusia, ataukah bangsa jin, dedemit, buto, dsb, walaupun penampakannya sama / mirip.
Secara alami energi mahluk halus akan terpancar pada jarak tertentu sesuai kekuatan energinya masing-masing. Pancaran energi ini akan dirasakan manusia sebagai penyebab rasa merinding takut, atau pada orang-orang tertentu yang pernah melatih olah rasa atau kebatinan keberadaan mahluk halus tersebut dapat dirasakan sebagai rasa sesak di dada pada jarak yang lebih jauh sebelum muncul rasa merinding.
Rasa merinding itu bisa dibedakan. Jika rasa itu berasal dari adanya sesosok bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, dsb, biasanya rasa merindingnya terasa berat dan rasanya seperti "mencengkeram" dan ada juga yang sampai menyebabkan orang lemas ketakutan. Tetapi jika rasa itu berasal dari adanya sesosok sukma manusia biasanya rasa merindingnya hanya terasa tajam menusuk, tidak "mencengkeram".
Secara alami pada umumnya jati diri dan keberadaan mahluk halus tidak ingin diketahui oleh manusia. Sosok-sosok halus yang menimbulkan rasa merinding itu adalah karena mereka memang dengan sengaja menunjukkan keberadaannya kepada manusia untuk maksud tertentu, misalnya menunjukkan bahwa mereka (mahluk halus) sedang datang ke tempat kediaman manusia, atau menunjukkan bahwa mereka tidak suka dengan kehadiran manusia di tempat tinggal mereka. Kalau tidak begitu maka keberadaan mereka tidak akan menimbulkan rasa merinding dan keberadaan mereka juga tidak terasakan.
Biasanya semakin tinggi kekuatan gaib mahluk halus, walaupun pancaran energinya semakin besar dan tajam, tetapi pancaran energinya itu juga semakin halus dan semakin sulit dirasakan oleh manusia (juga semakin sulit dilihat) dan keberadaan sosok halus itu juga tidak menimbulkan rasa merinding, sehingga keberadaan mahluk halus yang kesaktiannya tinggi itu akan sulit sekali dideteksi keberadaannya oleh manusia. Kadangkala sesama mahluk halus pun tidak bisa melihat mahluk halus lain yang kekuatannya jauh di atasnya, tetapi masih bisa merasakan kehadiran energinya, sehingga bila mereka merasakan kehadiran energinya, maka mereka akan berhati-hati dan menyingkir.
Secara alami semua mahluk halus akan memancarkan suatu hawa / aura energi dari tempat keberadaannya masing-masing yang sesuai dengan kondisi psikologis dan sifat perwatakan mahluk halusnya. Bila kita sudah cukup peka rasa dan batin, kita akan dapat mengenali dari hawa / aura energinya apakah sesosok mahluk halus itu bersikap bersahabat atau tidak, sedang marah atau tidak, sedang sedih atau tidak, apakah sifatnya menonjolkan kekuatan dan kegagahan, apakah sifat energinya baik untuk manusia, apakah keberadaannya berbahaya untuk kita, dsb.
Dan masing-masing rasa energi itu yang berasal dari keberadaan sesosok sukma manusia akan berbeda dengan yang berasal dari jenis mahluk halus yang lain. Juga masing-masing jenis mahluk halus itu yang selain dari jenis sukma manusia rasa energinya akan berbeda. Rasa energi sesosok bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, buto, dsb, masing-masing akan berbeda-beda, tidak sama, dan rasa energinya juga berbeda bila energi itu berasal dari keberadaan harta karun gaib atau mustika dan pusaka di alam gaib, sehingga tanpa harus melihat sosok dan bentuknya, dari pengenalan rasa itu kita bisa mengenali sosok halus jenis apa yang ada di suatu lokasi, atau di dalam sebuah benda gaib.
Rasa energi gaib itu secara umum akan terasa sebagai rasa gaib dari suasana alam di suatu tempat ketika kita berada di suatu tempat / lokasi, apakah bersifat wingit / angker, panas / dingin / teduh, dsb, atau rasa energi dari sebuah benda gaib. Sesudah itu barulah digunakan kemampuan melihat gaib untuk melihat dan menegaskan sosok wujud gaibnya seperti apa. Dengan cara membedakan rasa energi itu kita juga akan dapat dengan cepat menentukan apakah sesosok halus di hadapan kita adalah benar sesosok sukma manusia ataukah sebenarnya adalah jenis kuntilanak, gondoruwo, atau bangsa jin, dan kita juga bisa merasakan apakah keberadaan sosok halus tersebut bersifat berbahaya, sehingga kita bisa menghindar atau melakukan tindakan preventif.
Ada beberapa pertanyaan serupa dari para pembaca mengenai bagaimana cara Penulis mengukur kekuatan mahluk halus seperti tertulis di atas yang ukuran kekuatan gaib itu dituliskan juga di halaman-halaman lain.
Pengenalan terhadap kekuatan mahluk halus ini sebenarnya terkandung di dalam usaha belajar memperhatikan kehidupan mahluk halus dan belajar mengenal kepribadian masing-masing mereka. Mungkin sama halnya dengan kita memperhatikan kehidupan manusia dan binatang, dengan cara memperhatikan secara langsung ataupun melalui televisi. Ada banyak pengetahuan yang bisa didapatkan jika kita mau memperhatikan kehidupan mereka, yang tidak akan didapatkan dengan hanya puas bisa melihat gaib. Sebagian pengetahuan itu bersifat pengetahuan gaib yang berdimensi tinggi, yang tidak akan didapatkan hanya dengan sekedar bisa melihat gaib.
Untuk mengukur kekuatan masing-masing mahluk halus ada beberapa metode :
1. Mampu berinteraksi langsung (secara energi) untuk merasakan dan mengukur kekuatan gaib masing-
masing sosok mahluk halus.
2. Mampu berinteraksi dan mempertemukan sosok-sosok halus untuk saling diperbandingkan kekuatannya
(bisa juga meminta kesaksian dari mereka sendiri tentang tingkat kesaktian mereka masing-masing
dibanding sosok halus lainnya).
3. Memiliki tingkat kebatinan dan spiritualitas tertentu untuk bisa mengetahui sifat-sifat kesaktian mahluk
halus dan memperbandingkannya satu dengan lainnya (termasuk untuk menilai sifat-sifat karakternya).
4. Memiliki sosok halus pendamping yang bisa menceritakan kekuatan gaib masing-masing sosok halus
(dan untuk meng-crosscheck pendapat kita dengan pendapatnya).
Masing-masing metode di atas bisa saling dikombinasikan untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat.
Ukuran yang digunakan :
1. Kekuatan gaib kuntilanak untuk mahluk halus yang tingkat kekuatan gaibnya rendah.
2. Kekuatan gaib mustika merah delima (md) untuk mahluk halus yang tingkat kekuatan gaibnya menengah.
3. Kekuatan gaib Ibu Kanjeng Ratu Kidul (KRK) untuk mahluk halus yang tingkat kekuatan gaibnya tinggi.
Untuk bisa menggunakan masing-masing ukuran itu kita harus mengenal betul masing-masing sosoknya dan bisa mengukur kekuatannya. Khusus untuk sosok-sosok halus yang dijadikan ukuran skala kekuatan, kita harus mengenal betul seluk-beluk mereka dan kekuatannya, bukan sekedar bisa melihatnya, apalagi cuma mendengar ceritanya saja.
Sama juga kita menggunakan ukuran cc dan liter untuk air, kita harus mengetahui karakteristik ukurannya dan cara-cara pengukurannya sehingga kita bisa mengukur isi volume segelas air, segalon aqua, ataupun setangki air, walaupun bentuk tabung dan ukurannya berbeda-beda.
Mengenai parameter ukuran kekuatan gaib, kita akan bisa mengukur kekuatan gaib kalau kita sudah terbiasa berinteraksi langsung secara energi dengan mereka. Caranya misalnya berkelahi / bertarung melawan kuntilanak / gondoruwo dengan tenaga dalam atau kekuatan kebatinan, sehingga kita bisa mengukur dan membedakan kekuatan mereka masing-masing, dan dalam bertarung itu bukan dengan menggunakan amalan gaib / khodam yang tidak ada interaksi langsung dengan kekuatan lawannya.
Sama seperti kalau kita sudah terbiasa menangkap kambing dan kerbau, maka kita akan bisa membedakan kekuatan kambing dengan kekuatan kerbau, pasti berbeda kekuatannya. Dan tergantung kekritisan kita, seharusnya kita bisa menilai kekuatan kerbau itu secara rata-rata sekian ..... kalinya kekuatan kambing.
Jadi kemampuan mengukur kekuatan kambing dan kerbau itu bisa dengan mudah dilakukan kalau kita biasa turun tangan berinteraksi langsung dengan kambing dan kerbau, bukan sekedar bisa melihat kerbau, atau menundukkan kerbau dengan amalan gaib. Hanya saja kambing dan kerbau itu tidak bisa disamakan denganmahluk halus yang bersifat energi dan tak kelihatan mata.
Khusus untuk sosok-sosok halus yang dijadikan ukuran skala kekuatan, kita harus mengenal betul seluk-beluk mereka dan kekuatannya, supaya nilai ukuran kita bisa akurat, walaupun mungkin tetap masih ada selisih keakuratan, mudah-mudahan tidak banyak, karena pengukurannya memang lebih banyak berupa perkiraan perbandingan yang keakuratannya tidak sama dengan mengukur memakai alat meteran.
Tambahan :
Untuk mahluk halus dan benda gaib yang kekuatannya dijadikan indikator kekuatan gaib, kita harus mengenal betul sosok gaibnya dan karakteristik kekuatannya, bukan sekedar tahu tuahnya atau sekedar pernah melihatnya.
Bagi orang umum memang akan susah untuk mengukur sendiri kekuatan mahluk halus, karena mungkin kita tidak pernah mengukur kekuatan gaib kuntilanak, gondoruwo, wk, md, ibu ratu kidul, dewa dan buto, melihatnya pun mungkin belum pernah. Tapi akan lebih mudah kalau kita tanyakan langsung kepada masing-masing mahluk halusnya.
Misalnya untuk mengukur kekuatan khodam sebuah keris, akan lebih mudah kalau kita tanyakan langsung kepada kerisnya, misalnya, berapa ukuran kekuatannya jika dibandingkan dengan kekuatan mustika merah delima (md) atau Ibu Kanjeng Ratu Kidul (KRK).
Mudah-mudahan khodam kerisnya tahu sosok yang dimaksud dan bisa mengukur kekuatan md dan KRK, sehingga bisa mengukur kekuatannya sendiri dibandingkan mereka.
Lebih baik lagi kalau hasil pengukurannya ditanyakan lagi kepada keris yang lainnya, sehingga dari perbandingan itu kita bisa mengambil kesimpulan yang lebih baik.
Tapi memang hasil pengukurannya tidak bisa 100% akurat, karena hanya bersifat perkiraan saja, tidak seperti mengukur dengan alat meteran. Mudah-mudahan selisihnya tidak banyak.
Ada juga yang menanyakan tentang mahluk-mahluk gaib yang mempunyai kesaktian, apakah kesaktiannya itu diperoleh dari olah sukma atau olah batin makhluk gaib tersebut, ataukah kesaktian itu terjadi dengan sendirinya tanpa latihan ?
Mengenai itu kita harus membedakan sifat kesaktian masing-masing jenis mahluk halus. Ada 2 jenis mahluk halus, yaitu yang aslinya adalah sukma / arwah manusia dan yang asli mahluk halus.
Mahluk halus yang aslinya adalah sukma manusia umumnya kekuatan gaibnya berasal dari kekuatan kebatinan dan spiritualnya semasa hidupnya. Seorang manusia awam / umum yang belum pernah melakukan laku olah kebatinan / spiritual atau laku lain yang efeknya memperkuat sukma, kekuatan sukmanya (kesatuan roh pancer dan sedulur papatnya) umumnya tidak lebih tinggi daripada kekuatan gaib kuntilanak (karena itu kekuatan gaib setingkat kuntilanak saja bisa membunuh manusia). Sesudah orang tersebut menjalani laku kebatinan / spiritual atau laku lain yang efeknya memperkuat sukma, barulah sukma orang itu terbentuk kekuatannya, dan dari sifat kekuatan sukmanya itu akan bisa diketahui apakah kekuatannya itu berasal dari laku kebatinan ataukah dari laku spiritual. Di alam roh teknik berkelahi seperti pencak silat biasanya tidak banyak berguna. Yang lebih berguna adalah kegesitan / kecepatan gerak untuk menghindar dan menyerang, seperti tokoh wayang gatot kaca, tetapi ini lebih berguna untuk berhadapan dengan lawan yang kekuatan gaibnya seimbang atau lawan yang lebih lambat gerakannya.
Misalnya sesosok dewa berkelahi melawan buto. Kekuatan kesaktian bangsa dewa kalah jauh dibanding buto. Tetapi gerakan buto agak lambat, sehingga bangsa dewa akan banyak mengandalkan kegesitan dan kecepatan gerak untuk menyerang dan menghindar. Tetapi karena kekuatan bangsa dewa masih jauh di bawah buto, maka serangannya tidak banyak berarti, ibaratnya pukulan dan tendangannya tidak begitu terasa sakit. Tetapi kalau serangan buto ada sekali mengenai dewa itu, akibatnya fatal. Karena itulah di pewayangan pun diceritakan kalau bangsa buto datang menyerang kahyangan, bangsa dewa pun tak berdaya, terpaksa mencari bantuan kepada orang lain yang lebih sakti.
Di alam gaib masing-masing mahluk halus dapat bergerak lambat seperti sedang berjalan, tetapi di saat yang lain mereka dapat melesat cepat. Namun ada jenis mahluk halus tertentu yang gerakannya lebih lambat daripada mahluk halus lainnya. Contohnya adalah jenis gondoruwo dan buto atau jenis bangsa jin berbulu hitam tinggi besar seperti gondoruwo dan yang wujudnya seperti raksasa buto. Sehari-harinya jenis gondoruwo bergerak dengan berjalan seperti orang utan berjalan tegak dan bangsa buto berjalan seperti raksasa, walaupun tujuan mereka jauh. Mereka juga dapat melesat cepat, tetapi kecepatan melesat mereka lebih lambat dibandingkan mahluk halus yang lain.
Mahluk halus yang sosoknya seperti manusia laki-laki kekar bertelanjang dada, yang sosoknya hitam besar seperti gondoruwo dan yang sosoknya seperti raksasa buto, kebanyakan jika berkelahi dengan mahluk halus lain akan cenderung bertarung secara frontal mengadu kekuatan dan ketahanan tubuhnya. Sedangkan mahluk halus jenis lain tidak semuanya menonjolkan kekuatan dan ketahanan tubuhnya. Jika bertarung dengan mahluk halus lain mereka lebih banyak mengandalkan kegesitan, kelincahan dan kekuatan pukulan untuk mengalahkan lawannya.
Ada pertanyaan yang umum tentang benda-benda gaib, yaitu bagaimana caranya meningkatkan powernya.
Kalau maksudnya meningkatkan powernya itu adalah meningkatkan kekuatan gaib khodamnya, kelihatannya tidak bisa, itu hanya bisa dilakukan dengan cara kita memadatkan atau mempertajam energinya (kalau kita mempunyai kemampuan untuk itu) atau dengan memberikannya energi / kekuatan gaib yang lebih besar untuk diserap oleh khodamnya. Itu berlaku juga untuk khodam pusaka dan khodam pendamping, dan untuk kekuatan sukma kita sendiri.
Yang dimaksud energi untuk diserap oleh mahluk halus / khodam adalah energi yang lebih kuat daripada kekuatan khodamnya, bisa dari tenaga dalam, kekuatan kebatinan, ataupun energi alam dari tempat-tempat mistis yang sangat tinggi bermuatan gaib yang energinya bisa diserap oleh khodamnya, Energi itu bisa juga energi yang kita turunkan sendiri, Sedangkan tempat-tempat wingit atau makam yang dikeramatkan biasanya kekuatan energi alamnya biasa saja, penghuni gaibnya saja yang banyak.
Untuk meningkatkan kekuatan gaibnya secara relatif permanen adalah dengan memberinya kantong atau tempat penyimpanan dari bahan kain katun yang berwarna hitam.
Kalau maksudnya meningkatkan powernya itu adalah untuk meningkatkan kadar tuahnya atau "kegalakan" nya, sehingga tuahnya lebih kuat terasa, lebih ampuh terasa, bisa dilakukan dengan mewiridkan amalan gaib yang lebih tinggi kadar tuahnya dan memberikan sesaji yang lebih kuat efek kegaibannya, seperti minyak misik putih atau kemenyan jawa / kemenyan arab, dan memberikan kantung penyimpanan dari bahan kain katun merah terang.
Benda-benda gaib yang bisa untuk kekebalan (bisa dites untuk kekebalan) sebaiknya jangan disugestikan untuk memberikan tuah / fungsi lain, supaya tuah kekebalannya tidak berubah / luntur.
Juga benda-benda gaib yang bertuah khusus, misalnya tuah pengasihan, dan tuahnya sudah bagus, sebaiknya jangan disugestikan untuk memberikan tuah lain, supaya tuahnya itu tidak berubah / memudar.
Untuk menambah pemahaman mengenai sifat-sifat kesaktian manusia, mahluk halus dan khodam, kekuatannya dan tuahnya, silakan dibaca juga tulisan-tulisan
Sumber : Javanese2000